Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 10

(فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضاً وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ)

(البقرة:10)

“ Didalam hati mereka [orang-orang munafik] ada penyakit maka Alloh tambahkan penyakit ke dalam hati mereka dan bagi mereka ada adzab yang pedih disebabkan kedustaan mereka”

Apa yang dimaksud dengan “penyakit” dalam ayat  في قلوبهم مرض [di dalam hati mereka terdapat penyakit] ?

Para ulama’ berbeda pendapat ketika menafsirkan ayat ini. Diantara pendapat ulama’ tentang maksud “penyakit” dalam ayat di atas adalah :

  1. syak [keraguan]
  2. riya’
  3. kemunafikan.

Diantara ulama’ yang berpendapat bahwa maksud penyakit dalam ayat di atas syak [keraguan] adalah Ibnu Abbas –rodiyallohu ‘anhu –, Mujahid, Ikrimah, Hasan Al Bashri, Abul Aliyah, Ar Rabi’ bin Anas dan Qotadah –rohimahumulloh-.

Ulama’ yang berpendapat bahwa maksud dari penyakit di dalam atas ayat riya’ adalah Ikrimah dan Thawus –rohimahumalloh-.

Sedangkan ulama’ yang berpendapat bahwa maksud penyakit dalam ayat di atas nifaq adalah riwayat dari Ibnu Abbas –rodiyallohu ‘anhu –dan Ibnu Abi Hatim –rohamahulloh-. [lihat tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini]

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam –rohimahulloh- berkata :

{ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ } [di dalam hati mereka ada penyakit]

Ini adalah penyakit dalam agama dan bukanlah [maksud penyakit dalam ayat ini] adalah penyakit jasad. Mereka itu adalah orang-orang munafik. “Penyakit” adalah keraguan yang mereka masukkan ke dalam Islam.

{ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا } [maka Alloh tambahkan penyakit ke dalam hati mereka] , Beliau berkata : Alloh tambahkan rijsan [kekafiran] Kemudian beliau membaca

: { فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ * وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ } [التوبة: 124، 125]

“Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 124-125]

Beliau berkata : [ditambahkan] keburukan pada keburukan mereka dan [ditambahkan] kesesatan pada kesesatan mereka.

Al Imam Ibnu Katsir –rohimahulloh- ketika mengomentari perkataan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam –rohimahulloh- berkata :

وهذا الذي قاله عبد الرحمن، رحمه الله، حسن، وهو الجزاء من جنس العمل، وكذلك قاله الأولون، وهو نظير قوله تعالى أيضًا: { وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ } [محمد: 17].

“Apa yang dikatakan oleh Abdurrahman –rohimahulloh- benar. Karena balasan itu tergantung dengan amalan [seseorang]. Demikian juga apa yang telah dikatakan oleh para ulama’ terdahulu. Ini mirip juga dengan firman Alloh ta’ala :

{ وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ } [محمد: 17].

“Dan orang-orang yang telah mendapat petunjuk,  Alloh tambahkan petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya. [Muhammad : 17] [lihat tafsir

Dalam tafsir jalalain disebutkan :

“فِي قُلُوبهمْ مَرَض” شَكّ وَنِفَاق فَهُوَ يُمْرِض قُلُوبهمْ أَيْ يُضْعِفهَا “فَزَادَهُمْ اللَّه مَرَضًا” بِمَا أَنْزَلَهُ مِنْ الْقُرْآن لِكُفْرِهِمْ بِهِ “وَلَهُمْ عَذَاب أَلِيم” مُؤْلِم “بِمَا كَانُوا يُكَذِّبُونَ” بِالتَّشْدِيدِ أَيْ : نَبِيّ اللَّه وَبِالتَّخْفِيفِ أَيْ قَوْلهمْ آمَنَّا

“[didalam hati mereka terdapat penyakit] berupa keraguan dan nifaq.  Membuat sakit hati-hati mereka yaitu melemahkan hati. [maka Alloh tambahkan penyakit ke dalam hati mereka] disebabkan  mereka kufur terhadap Al Qur’an  yang telah Alloh turunkan. [Dan bagi mereka adzab yang pedih] yaitu menyakitkan. [disebabkan karena mereka mendustakan] dengan mentasydid ba’ : nabi Alloh sedangkan jika di takhfif (tidak tasydid) : [mereka berdusta atas] perkataan mereka bahwa kami telah beriman.”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata :

في قلوبهم مرض adalah jumlah ismiyah yang menunjukkan bahwa penyakit ini sudah ada [terlebih dahulu] di dalam hati mereka, akan tetapi penyakit ini pada awalnya masih sedikit sampai derajat kemunafikan. Tentang penyakit yang ada dalam hati mereka ini Alloh ta’ala berfirman  فزادهم الله مرضاً [maka Alloh tambahkan penyakit ke dalam hati mereka] . Huruf fa’ dalam ayat ini adalah huruf athof [kata hubung], akan tetapi bermakna sababiyah [menerangkan sebab atau alasan] mengapa Alloh menambah penyakit di dalam hati mereka. Karena pada hati mereka –kita berlindung hanya kepada Alloh– ada keinginan untuk kufur. Keinginan untuk kufur ini adalah penyakit sehingga ditambahkan penyakit ke dalam hati mereka. Karena keinginan yang ada di dalam hati merupakan bukti dari sehat atau sakitnya hati. Apabila hati seseorang itu berkehendak terhadap kebaikan maka ini menunjukkan atas selamat dan sehatnya hati dia. Sedangkan jika hati itu menginginkan keburukan maka ini jadi tanda sakitnya hati.

Mereka orang-orang munafik, hati mereka menghendaki kufur, karena ketika bertemu dengan teman-temannya mereka berkata {إنا معكم إنما نحن مستهزئون} [البقرة: 14]

[sesungguhnya kami termasuk teman kalian, sesungguhnya kami hanya mengolok-olok saja] yaitu kepada orang-orang mukmin. Mereka berpandangan bahwa kaum mukminin itu tidak ada apa-apanya sedangkan kaum yang punya kedudukan yang tinggi adalah orang-orang kafir. Oleh karena itu ungkapan ayat-nya {إنا معكم} [sesungguhnya kami bersama kalian]. Yang memberikan faedah mushahabah [kebersamaan] dan mulazamah [terus menerus bersama].

Ini adalah penyakit yang Alloh tambahkan pada penyakit mereka [sebelumnya] sampai hati mereka menjadi mati yaitu hati yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa.

Kemudian Alloh berkata { ولهم عذاب }yaitu hukuman. { أليم } yaitu menyakitkan. Maka [hukuman] tersebut keras, besar dan banyak. Karena rasa sakit terkadang bisa karena kuat dan kerasnya. Maka satu pukulan yang sangat kuat dapat menyakitkan manusia. Dan terkadang penyakit itu disebabkan karena banyaknya. Boleh jadi pukulannya ringan akan tetapi karena banyak atau berkali-kali maka bisa menyakitkan. Dan bagi orang-orang munafik terkumpul dua hukuman ini sekaligus. Karena tempat tinggal mereka di neraka yang paling bawah. Ini adalah rasa sakit hissi [pada jasad mereka]. Alloh juga berkata tentang penduduk neraka

{كلما أرادوا أن يخرجوا منها أعيدوا فيها وقيل لهم ذوقوا عذاب النار الذي كنتم به تكذبون} [السجدة: 20]

Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya”.
[ As-Sajdah : 20]

Ini adalah rasa sakit yang diterima oleh hati yaitu sebagai penghinaan bagi mereka.

Firman Alloh ta’ala { بما كانوا يكذبون } huruf ba’ adalah ba’ sababiyah [menjelaskan sebab] yaitu disebabkan kebohongan atau pendustaan mereka. Huruf “ما” adalah mashdariyah yaitu dia dan fi’il setelahnya bisa dirubah kedalam bentuk mashdar. Sehingga menjadi بكونهم كاذبين؛ أو: بكونهم مكذبين [disebabkan mereka orang yang berdusta atau mereka orang yang mendustakan].

Karena ada dua cara baca dalam ayat ini :

  1. Dengan memfathahkan ya’ , mensukun kaf  dan mengkasroh dzal yang tidak tasdid.  يَكْذِبون بقولهم: آمنا بالله، وباليوم الآخر Sehingga maknanya mereka berdusta atas perkataan mereka “ kami telah beriman kepada Alloh dan hari akhir ” padahal mereka tidak beriman.
  2. Dengan mendhommah ya’, memfathah kaf dan mengkasroh dzal yang tasdid يُكَذِّبون الله، ورسوله yang maknanya mereka mendustakan Alloh dan Rosul-Nya.

Dan dua sifat ini ada pada diri orang-orang munafik, mereka berdusta dan mendustakan.

Faeadah-Faedah Ayat :

1. Sesungguhnya seseorang yang tidak mempunyai [keinginan] untuk menerima kebenaran, maka dalam hatinya ada penyakit.

Maka dia dihukum dengan ditambahkan penyakit [kedalam hatinya].

Berdasarkan firman Alloh ta’ala { في قلوبهم مرض فزادهم الله مرضاً }

Penyakit yang ada di dalam hati orang-orang munafik adalah subhat dan syahwat. Diantara mereka ada yang mengetahui kebenaran akan tetapi mereka menolaknya. Dan diantara mereka ada yang samar terhadap kebenaran. Alloh berfirman di surat An Nisa’

{إن الذين آمنوا ثم كفروا ثم آمنوا ثم كفروا ثم ازدادوا كفراً لم يكن الله ليغفر لهم ولا ليهديهم سبيلًا} [النساء: 137]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” [An-Nisa’  : 137]

Demikian juga Alloh berfirman di surat Al Muunafiqun :

: {ذلك بأنهم آمنوا ثم كفروا فطبع على قلوبهم فهم لا يفقهون} [المنافقون: 3]

“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” [Al-Munafiqun  : 3]

2. Sesungguhnya sebab Alloh menyesatkan seorang hamba adalah karena [kesalahan] hamba sendiri.

Berdasarkan firman Alloh ta’ala :

{ في قلوبهم مرض فزادهم الله مرضاً }

“ Di dalam hati mereka sudah ada penyakit lalu Alloh tambahkan ke dalam hati mereka penyakit”

{فلما زاغوا أزاغ الله قلوبهم} [الصف: 5]

“ Tatkala mereka berpaling [dari kebenaran] maka Alloh palingkan hati mereka” [ As Shof  : 5]

{ونقلب أفئدتهم وأبصارهم كما لم يؤمنوا به أول مرة} [الأنعام: 110]

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” [Al-An’am : 110]

{فإن تولوا فاعلم أنما يريد الله أن يصيبهم ببعض ذنوبهم} [المائدة: 49]

“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allh), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka.” [ Al Maidah : 49]

3. Sesungguhnya kemaksiatan dan kefasikan bisa bertambah dan berkurang.

Sebagaimana iman juga bisa bertambah dan berkurang, Berdasarkan Firman Alloh ta’ala { فزادهم الله مرضاً } dan yang namanya bertambah itu pasti ada kebalikanna yaitu berkurang. Sebagaimana iman bisa bertambah dan berkurang maka demikian juga kefasikan bisa bertambah dan berkurang, sakit bisa bertambah dan berkurang.

4. Ancaman yang sangat keras terhadap orang-orang munafik.

Berdasarkan firman Alloh ta’ala ولهم عذاب أليم [dan bagi mereka ada adzab yang menyakitkan]

5. Sesungguhnya hukuman itu tidak akan terjadi kecuali pasti ada sebabnya.

Yaitu bahwa Alloh tidak akan mengadzab seorang hamba kecuali disebabkan oleh dosa-dosanya.

Berdasarkan firman Alloh ta’ala

( بما كانوا يكذبون )

6. Orang-orang munafik mengumpulkan dua sifat sekaligus yaitu dusta dan mendustakan dan ini adalah keadaan yang sangat jelek.

7. Adanya celaan bagi sifat dusta dan dia merupakan sebab hukuman.

Karena dusta merupakan sifat yang paling jelek. Dan sungguh Nabi sudah menjelaskan bahwa dusta merupakan ciri-ciri orang munafik. Nabi bersabda “ ciri orang munafik ada tiga, jika berbicara maka berdusta dan seterusnya”

Maka dusta merupakan sifat tercela menurut syariat, adat dan juga fitroh.

[Lihat Tafsir Surat Al Baqarah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin –rahimahullah- ]

Iklan

One comment

  1. sesunguh nya manusia telah dibutakan oleh kesenangan duniawi yg bersifat sementaraa
    mereka tidak megerti bahwa akhirat lah yang kekal dan di sana lah tujuan akhir merekaa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s