Menyingkirkan gangguan dari jalan

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahumallah berkata :

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : ” Iman itu memiliki tujuh puluh sekian  -dalam riwayat lain enam puluh sekian- cabang, dan malu merupakan cabang dari iman.” Dalam riwayat milik Muslim dan Abu Dawud : ” Cabang iman yang paling afdhal adalah perkataan laa ilaha illallah, sedangkan cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”

Ketika menjelaskan hadits ini, Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafidzahullah menyebutkan beberapa faedah yang dapat dipetik darinya, beliau berkata :

Hadits ini memiliki beberapa faedah, diantaranya : 1. Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa iman itu mencakup sesuatu yang ada di hati, lisan dan perbuatan anggota badan. Yang menunjukkan bahwa iman itu susuatu yang harus ada di hati adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ” Malu merupakan cabang dari iman”, sedangkan yang di lisan adalah ” Cabang keimanan yang paling afdhal adalah perkataan laa ilaha illallah” dan yang ada dalam perbuatan adalah ” Sedangkan cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan”.

2. Keutamaan kalimat tauhid karena merupakan kalimat yang paling utama, oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut kalimat itu sebagai cabang iman yang paling afdhal serta paling tinggi derajat dan kedudukannya.

3. Sesungguhnya cabang-cabang iman itu tidak dalam satu tingkatan yang sama, namun dia bertingkat-tingkat. Cabang iman yang paling tinggi adalah laa ilaha illallah, yang paling rendah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan diantara keduanya terdapat banyak cabang-cabang iman yang kedudukannya bisa lebih dekat kepada cabang tertinggi atau lebih dekat kepada cabang terendah.

4. Iman itu bisa bertambah dan berkurang. Karena iman mencakup banyak cabang dan cabang-cabang tersebut bertingkat-tingkat, ada yang tinggi dan rendah. Demikian juga manusia, mereka memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam menerapkan cabang-cabang  iman, ada yang kuat dan lemah, demikian juga ada yang bertambah dan berkurang. Maka hal ini jelas menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang. Bahkan dalam menerapakan dan mengamalkan salah satu cabang iman saja, manusia memiliki tingkatan yang berbeda-beda dengan tingkat perbedaan yang besar. Contohnya mereka tidak dalam satu tingkatan dalam masalah malu, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ” Yang paling pemalu diantara mereka (sahabat) adalah Utsman.”

Demikian juga dalam hal menyingkirkan gangguan dari jalan. Manusia dalam cabang iman ini terbagi menjadi tiga bagian : 1. Orang yang menyingkirkan gangguan dari jalan, 2. Orang yang membiarkan gangguan di jalan dan 3. Orang yang meletakkan gangguan di jalan. Mereka semua termasuk orang yang beriman, namun iman mereka tidak sama.

5. Hadits ini mengandung faedah yang sangat halus, yaitu sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap bahwa menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan iman. Maksud dari gangguan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat (hissi) yang dapat menggangu manusia dalam perjalanan mereka untuk meraih manfaat dunia. Maka lebih ditekankan lagi untuk menyingkirkan gangguan dari jalan secara maknawi yaitu segala gangguan yang dapat menghalangi manusia dari ketaatan kepada Rabb mereka merupakan iman.

Berdasarkan hal ini, membantah ahli bid’ah, memperingatkan manusia dari kebatilan mereka, serta membantah syubhat-syubhat mereka termasuk menyingkirkan gangguan dari jalan, dan perbuatan ini termasuk iman.

(Syarah Aqidah  Al Hafidz Abdul Ghani Al Maqdisi, hal. 306 dan 307)

Iklan

One comment

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s