Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِي
(البقرة:208)
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
(Al Baqarah : 208)
Ada beberapa faedah yang dapat kita petik dari firman Allah ta’ala di atas, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan ayat yang mulia ini. Diantara faedah-faedah yang beliau sebutkan adalah :
من فوائد الآية: فضل الإيمان؛ لقوله تعالى: { يا أيها الذين آمنوا }؛ لأن هذا النداء تشريف وتكريم
- Keutamaan iman, karena Allah ta’ala berfirman ” Wahai orang-orang yang beriman” Seruan dari Allah ini menunjukkan pemuliaan dan penghormatan bagi orang-orang yang beriman.
ومنها: أن الإيمان مقتض لامتثال الأمر؛ لأن الله صدَّر الأمر بهذا النداء؛ والحكم لا يقرن بوصف إلا كان لهذا الوصف أثر فيه؛ وهذه الفائدة مهمة؛ ولا شك أن الإيمان يقتضي امتثال أمر الله عزّ وجلّ
- Konsekuensi keimanan adalah dengan menjalankan perintah, karena Allah mendahului perintah dengan panggilan keimanan, dan jika ada suatu hukum dikaitkan dengan sifat tertentu maka melaksanakan hukum tersebut merupakan konsekuensi dari sifat tersebut. Ini merupakan kaedah yang sangat penting. Dan tidak diragukan bahwa konsekuensi keimanan adalah menjalankan perintah Allah azza wa jalla.
ومنها: وجوب تطبيق الشرع جملة، وتفصيلاً؛ لقوله تعالى: ادخلوا في السلم كافة
- Wajib menerapkan syariat baik secara umum maupun secara terperinci, berdasarkan firman Allah ta’ala “ Masuklah kalian ke dalam islam secara sempurna”
ومنها: أن الإنسان يؤمر بالشيء الذي هو متلبس به باعتبار استمراره عليه، وعدم الإخلال بشيء منه؛ لقوله تعالى: { يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كافة }؛ ومثل هذا قوله تعالى: {يا أيها الذين آمنوا آمنوا بالله ورسوله والكتاب الذي نزل على رسوله} [النساء: 136] يعني: استمروا على ذلك
- Sesungguhnya manusia diperintahkan untuk menjalankan suatu perintah supaya mereka terus menerus istiqamah dalam menjalankannya, berdasarkan firman Allah ta’ala : ” Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya.” dan yang semisal dengan ayat ini adalah firman Nya : ” Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya” Maksudnya adalah terus meneruslah berada di atas hal tersebut.
ومنها: تحريم اتباع خطوات الشيطان؛ لقوله تعالى: { ولا تتبعوا خطوات الشيطان }؛ والمعنى: أن لا نتبع الشيطان في سيره؛ لأن الله بين في آية أخرى أن الشيطان يأمر بالفحشاء، والمنكر؛ وما كان كذلك فإنه لا يمكن لعاقل أن يتبعه؛ فلا يرضى أحد أن يتبع الفحشاء والمنكر؛ وأيضاً الشيطان لنا عدو، كما قال تعالى: {إن الشيطان لكم عدو} [فاطر: 6] ، ثم قال تعالى: { فاتخذوه عدواً }؛ ولا أحد من العقلاء يتبع عدوه؛ إذا كان الشيطان يأمر بالفحشاء والمنكر، وكان عدواً لنا، فليس من العقل – فضلاً عن مقتضى الإيمان – أن يتابعه الإنسان في خطواته -؛ وخطوات الشيطان بيَّنها الله عزّ وجلّ: يأمر بـ «الفحشاء» – وهي عظائم الذنوب؛ و «المنكر» – وهو ما دونها من المعاصي؛ فكل معصية فهي من خطوات الشيطان؛ سواء كانت تلك المعصية من فعل المحظور، أو من ترك المأمور، فإنها من خطوات الشيطان؛ لكن هناك أشياء بين الرسول صلى الله عليه وسلم أنها من فعل الشيطان، ونص عليها بعينها، مثل: الأكل بالشمال(3)، والشرب بالشمال(4)، والأخذ بالشمال، والإعطاء بالشمال(5)؛ وكذلك الالتفات في الصلاة اختلاس يختلسه الشيطان من صلاة العبد(6)؛ فهذه المنصوص عليها بعينها واضحة؛ وغير المنصوص عليها يقال فيها: كل معصية فهي من خطوات الشيطان
- Haram mengikuti langkah-langkah syaithan, berdasarkan firman-Nya ” Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan” Maknanya : janganlah mengikuti model dan gaya hidup syaithan, karena Allah telah menjelaskan di ayat yang lain bahwa syaithan itu hanya memerintahkan untuk berbuat fahsya’ dan kemungkaran. Maka jika orang itu berakal tidak mungkin mengikutinya, tidak mungkin seseorang itu rela dan ridha untuk berbuat fahsya’ dan kemungkaran. Demikain juga syaithan adalah musuh bagi kita semua, sebagaimana firman Allah ta’ala : ” Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi kalian “ (Fathir : 6). Kemudian Allah ta’ala berfirman ” Maka jadikanlah dia (syaitahan) sebagai musuh bagi kailan” Dan tidak mungkin orang yang berakal malah mengikuti musuhnya. Jika syaithan itu hanya memerintahkan kepada fahsya’ dan kemungkaran maka dia menjadi musuh bagi kita. Maka tidak masuk akal, bahkan bukan merupakan konsekuensi keimanan jika manusia mengikuti jejak langkah syaithan. Karena Allah ta’ala telah menjelaskan bahwa langkah-langkah syaithan memerintahkan untuk berbuat fahsya’ yaitu dosa-dosa besar dan mungkar yaitu semua perbuatan maksiat. Maka setiap perbuatan maksiat merupakan langkah-langkah syaithan, dalil tegas dan jelas yang menunjukkan perbuatan-perbuatan syaithan adalah : makan dan minum, mengambil, memberi dengan tangan kiri. Demikian juga menoleh saat melakukan ibadah shalat. Ini merupakan perbuatan-perbuatan yang dengan tegas disebutkan oleh dalil bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan syaithan. Dan masih ada perbuatan syaithan lainnya yang tidak ada dalil khusus tentangnya, namun kita katakan bahwa semua perbuatan maksiat merupakan bagian dari langkah-langkah syaithan.
ومن فوائد الآية: تحريم التشبه بالكفار؛ لأن أعمال الكفار من خطوات الشيطان؛ لأن الشيطان يأمر بالفحشاء والمنكر؛ ولا أنكر من الكفر – والعياذ بالله
- Haram bertasyabuh (meniru) orang kafir, karena perbuatan orang-orang kafir termasuk langkah-langkah syaithan. Syaithan memerintahkan untuk berbuat fahsya’ dan mungkar dan tidak ada sesuatu yang lebih munkar dari pada kekafiran -kita berlindung kepada Allah dari perbuatan yang demikian-
ومنها: شدة عداوة الشيطان لبني آدم؛ لقوله تعالى: إنه لكم عدو مبين
- Penegasan permusuhan syaithan kepada manusia, berdasarkan firman-Nya ” Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian”
ومنها: أنه لا يمكن أن يأمرنا الشيطان بخير أبداً؛ إذ إن عدوك يسره مساءتك، ويغمه سرورك؛ ولهذا قال تعالى في آية أخرى: {إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدواً} فاطر6
- Tidak mungkin syaitahan itu memerintahkan untuk berbuat baik kepada kita, selama-lamanya. Karena syaithan adalah musuh engkau yang merasa senang jika engkau susah dan susah jika engkau senang. Oleh karena itu Allah ta’ala berfirman : ” Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi kalian maka jadikanlah dia sebagai musuh.” (Fathir :6).
ومنها: قرن الحكم بعلته؛ لقوله تعالى: { لا تتبعوا خطوات الشيطان } ثم علل: إنه لكم عدو مبين
- Sesungguhnya penyebutan hukum itu dikaitkan dengan illah (sebab) nya, berdasarkan firman Allah ta’ala : ” Janganlah engkau mengikuti langkah-langkah syaithan” kemudian dijelaskan alasannya ” Karena syaithan itu musuh yang nyata bagi kalian.”
ويتفرع على هذه الفائدة: أنه ينبغي لمن أتى بالأحكام أن يقرنها بالعلل التي تطمئن إليها النفس؛ فإن كانت ذات دليل من الشرع قرنها بدليل من الشرع؛ وإن كانت ذات دليل من العقل، والقياس قرنها بدليل من العقل، والقياس؛ وفائدة ذكر العلة أنه يبين سمو الشريعة وكمالها؛ وأنه تزيد به الطمأنينة إلى الحكم؛ وأنه يمكن إلحاق ما وافق الحكم في تلك العلة
Cabang dari faedah ini adalah : hendaknya bagi orang yang menyebutkan suatu hukum juga menyebutkan alasannya supaya dapat menenangkan jiwa. Jika dalil tersebut terkait dengan Al Qur’an dan As Sunnah maka dikaitkan dengannya, jika dalil tersebut terkait dengan akal maka bisa dikaitkan dengan kias. Faedah dan manfaat penyebutan illah (sebab) suatu hukum ini untuk menjelaskan kesempurnaan dan kelengkapan syariat sehingga lebih menambah ketenangan ketika menjalankan suatu hukum, karena mungkin menyebutkan illah untuk hukum tersebut.