Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah ditanya :
من صام التاسع والعاشر فتبين له بعد ذلك أنه صام الثامن والتاسع، فما الحكم، وهل عليه قضاء ذلك؟
Ada orang beranggapan telah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, namun setelah itu nampak baginya ternyata dia berpuasa pada tanggal 8 dan 9 Muharram. Bagaimana hukumnya ? Apakah ada qadha’ baginya ?
Syaikh rahimahullah menjawab :
ليس عليه القضاء، وله الأجر إن شاء الله كاملاً على حسب نيته؛ لأنه ظن أن هذا هو التاسع والعاشر حسب التقويمات فله أجره إن شاء الله، وليس عليه قضاء وله أجر صوم اليومين
Dia tidak perlu mengqadha’ puasa tersebut dan insya Allah baginya ada pahala yang sempurna sesuai dengan niatnya. Karena perkiraannya bahwa saat itu dia telah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sesuai dengan kalender yang ada, maka insya Allah dia mendapatkan pahala dan tidak perlu melakukan qadha’. Dia tetap mendapatkan pahala puasa dua hari (9 dan 10 Muharram).
Fatwa beliau rahimahullah ini dapat dilihat disini