Hukum shalat dua rakaat setelah adzan pertama shalat jum’at

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah ditanya :

الأخ/ ا . م . ج . – من الرياض يقول في سؤاله: ألاحظ أثناء صلاة الجمعة في الحرمين الشريفين قيام بعض المصلين لأداء ركعتين بعد فراغ المؤذن من النداء للأذان الأول ، أرجو من سماحة الوالد بيان الحق في هذا الفعل؟ جزاكم الله خيرا وأطال عمركم على طاعته .

Seorang penanya dari Riyadh berkata dalam pertanyaannya : Saya perhatikan selama shalat jum’at di Masjidil Haram ada sebagian orang yang mengerjakan shalat dua rakaat setelah selesai adzan pertama. Saya megaharapkan penjelasan dari Anda tentang perbuatan tersebut ? Semoga Allah membalas kebaikan Anda dan memanjangkan umur Anda untuk ketaatan kepadaNya.

Syaikh rahimahullah menjawab :

لا أعلم في الأدلة الشرعية ما يدل على استحباب هاتين الركعتين؛ لأن الأذان المذكور إنما أحدثه عثمان بن عفان رضي الله عنه في خلافته لما كثر الناس في المدينة ،

Saya tidak mengetahui dalil syar’i yang menunjukkan atas dianjurkannya/disunnahkannya shalat dua rakaat setelah adzan pertama ini. Karena adzan pertama ini dikumandangkan pertama kali oleh Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu pada masa pemerintahannya karena penduduk Madinah sudah banyak.

أراد بذلك تنبيههم على أن اليوم يوم الجمعة ، وتبعه الصحابة في ذلك ، ومنهم علي رضي الله عنه واستقر بذلك كونه سنة؛

Maksud Utsman dengan adzan tersebut adalah untuk memberitahu kepada mereka bahwa hari tersebut adalah hari jum’at. Sahabat juga mengikuti perbuatan Utsman tersebut, diantaranya Ali radhiyallahu’anhu, sehingga perbuatan tersebut termasuk sunnah.

لقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين فتمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ))[1]

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wajib atas kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidhin. Berpeganglah dengan sunnah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham kalian”. [1]

وقد ذهب بعض أهل العلم إلى شرعية الركعتين بعد هذا الأذان . لعموم قول النبي صلى الله عليه وسلم: ((بين كل أذانين صلاة بين كل أذانين صلاة ثم قال في الثالثة لمن شاء))[2]

Sebagian ulama’ berpendapat disyariatkanya shalat dua rakaat setelah adzan pertama shalat jum’at ini, berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Diantara setiap dua adzan terdapat shalat, diantara setiap dua adzan terdapat shalat, kemudian Beliau bersabda pada ketiga kalinya nagi orang yang mau.” [2]

والأظهر عندي أن الأذان المذكور لا يدخل في ذلك . لأن مراد النبي صلى الله عليه وسلم بالأذانين: الأذان والإقامة فيما عدا يوم الجمعة ، أما يوم الجمعة فإن المشروع للجماعة أن يستعدوا لسماع الخطبة بعد الأذان . والله ولي التوفيق .

Pendapat yang lebih kuat menurutku adalah bahwa adzan pertama shalat jum’at tidak masuk dalam cakupan hadits diatas. Karena maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dua adzan dalam hadits diatas adalah adzan dan iqamah selain jum’at. Adapun yang disyariatkan pada hari jum’at adalah mempersiapkan diri untuk mendengarkan khutbah setelah adzan. Allah yang memberi taufiq.


[1] رواه الإمام أحمد في ( مسند الشاميين ) برقم ( 16695 ) .

Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad Asy Syamiyin no. 16695

[2] رواه البخاري في ( الأذان ) برقم ( 588 ، 591 ) واللفظ له ، ورواه مسلم في ( صلاة المسافرين ) برقم ( 1384 ) .

Riwayat Al Bukhari di Al Adzan no. 588, 591, dan hadits ini adalah lafadznya, dan Muslim di Shalaatu Al Musaafiriin no 1384.

Sumber : http://www.binbaz.org.sa/mat/1336

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s