Dari Thariq bin Syihab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga karena seekor lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Maka dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Maka mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk neraka. Dan mereka juga mengatakan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Dia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Maka mereka pun memenggal lehernya, dan karena itulah dia masuk surga.” (HR. Ahmad, shahih mauquuf dari Salman)
Syaikh Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullah berkata :
Hadits ini adalah hadits yang agung yang mengandung beberapa masalah yang agung :
Pertama : didalam hadits ini terdapat dalil bolehnya mengabarkan dan menceritakan tentang umat sebelumnya, untuk diambil pelajaran.
Kedua : hadits ini adalah dalil akan haramnya menyembelih untuk selain Allah. Dan barangsiapa yang menyembelih untuk selain Allah maka dia telah berbuat kesyirikan. Karena lelaki yang menyembelih lalat ini pada akhirnya masuk neraka, meskipun yang disembelih sesuatu yang remeh dan kecil. Adapun lelaki yang kedua, dia mengagungkan akan perkara syirik dan menjauhinya, meskipun perkaranya kecil, maka dia masuk surga.
Ketiga : sebagaimana yang dikatakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah di masaail-nya : bahwa yang menjadi perkara penting dari amal adalah hati, meskipun kelihatannya sesuatu yang terlihat itu remeh, namun yang menjadi tolak ukur adalah hati.
Keempat : hadits ini dalil-sebagaimana yang dikatakan Syaikh rahimahullah– akan dekatnya seurga dan neraka dari manusia. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Surga itu lebih dekat kepada salah seorang diantara kalian dari tali sandalnya, demikian juga neraka.” Mereka memenggal leher laki-laki ini, maka dia masuk surga, dan satunya dibebaskan namun masuk neraka.
Kelima : Sesungguhnya laki-laki yang menyembelih/berkurban lalat tersebut adalah seorang mukmin, maka dia masuk neraka disebabkan karena berkurban lalat. Karena seandainya dia seorang kafir tentunya dia akan masuk neraka karena kekafirannya, bukan karena berkurban lalat. Maka ini menunjukkan bahwa dia asalnya seorang mukmin. Ini adalah masalah yang sangat berbahaya. Bagaimana lagi dengan orang yang menyembelih dan berkurban untuk kubur, jin, syaithan, dan sihir ?
Ini juga menunjukkan bahwa syirik besar mengeluarkan pelakunya dari islam, meskipun hanya sekali. Maka perkara tauhid dan aqidah adalah perkara yang tidak bisa dianggap remeh.
Sumber : I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabit Tauhiid, hal. : 238-239