Pertanyaan :
هل يجب أن أستعيذ بالله وأقول البسملة قبل أن أقول أي آية من القرآن كأن أكون في نقاش وأستشهد بآية أم أكتفي بأحدهما (وأيهما) أو يكفي قال الله تعالى أو قال تعالى. ونفس الحال عند القراءة فأحيانا يكون مكتوب قال الله أو أي شيء من هذا القبيل فهل يجب علي هنا أن أستعذ بالله وأقول البسملة ولا أقول ما هو مكتوب من أشياء أخرى.
Apakah wajib bagi saya meminta perlindungan kepada Allah (membaca ta’awudz) dan basmalah sebelum membaca salah satu ayat dari Al Qur’an ketika berdalil dengannya. Atau sudah cukup dengan membaca salah satunya, kedua-duanya atau mencukupkan diri dengan mengatakan Allah ta’ala berfirman. Demikian pula ketika membaca, terkadang tertulis Allah berfirman atau sesuatu yang semisalnya. Apakah dalam keadaan ini wajib bagi saya membaca ta’awudz dan basmalah, aku tidak membacanya pada tulisan yang lain.
Jawaban :
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فقد أمر الله عز وجل من أراد من عباده أن يقرأ كتابه بالاستعاذة من الشيطان الرجيم، قال الله تعالى: فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ {النحل:98}.
Allah azza wa jalla telah memerintahkan kepada hamba-Nya yang hendak membaca Al Qur’an untuk meminta perlindungan dari syaithan yang terkutuk. Allah ta’ala berfirman :
“Jika Engkau hendak membaca Al Qur’an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk.” (An NAhl : 98)
ولهذا؛ ذهب بعض أهل العلم إلى وجوب الاستعاذة في بداية القراءة، وذهب الجمهور إلى ندبها واستحبابها.
Berdasarkan ayat ini, sebagain ulama’ berpendapat akan wajibnya membaca ta’awudz sebelum membaca Al Qur’an. Adapun mayoritas ulama’ berpendapat bahwa hal tersebut sunnah dan dianjurkan.
وأما البسملة فيلزم الإتيان بها لمن أراد ابتداء القراءة من أول سورة ما عدا سورة براءة، وأما إذا ابتدأ بالأجزاء أو الأحزاب أو الآيات غير أوائل السور فالقارئ مخير إن شاء بسمل وإن شاء ترك البسملة، والأمر واسع، وقد وردت الأدلة على ذلك، ومن كتابة المصحف حيث كتبت البسملة في بداية كل سورة ما عدا براءة، هذا بالنسبة لمن أراد قراءة القرآن.
Sedangkan basmalah, maka wajib membacanya bagi orang yang membaca Al Qur’an mulai dari awal surat kecuali surat bara-ah (at taubah). Adapun jika membaca Al Qur’an mulai pada bagian tertentu, hizb, atau ayat yang tidak diawal surat, maka ada boleh memilih, jika mau bisa membaca basmalah, jika tidak maka tidak mengapa, dalam hal ini ada kelonggaran. Terdapat dalil akan hal tersebut yaitu ketika dituliskan basmalah pada setiap awal surat di mushaf kecuali surat bara-ah. Semua ini dimaksudkan bagi orang yang hendak membaca Al Qur’an.
أما من أراد الاستشهاد على أمر أو الاستدلال على حكم فالأصل أنه لا يأتي بالبسملة ولا الاستعاذة،
Adapun orang yang hendak berdalil dengan Al Qur’an untuk hukum tertentu, maka hukum asalnya dia tidak membaca basmalah dan ta’awudz.
فقد كان النبي صلي الله عليه وسلم والصحابة رضوان الله عليهم يستشهدون بالآيات القرآنية، ولم ينقل عنهم أنهم كانوا يستعيذون أو يبسملون،
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum berdalil dengan ayat Al Qur’an namun tidak dinukil dari mereka bahwa mereka membaca ta’awudz atau basmalah.
ففي صحيح البخاري وغيره أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: قال الله تعالى: أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت، ولا أذن سمعت، ولا خطر على قلب بشر، فاقرؤوا إن شئتم: فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ.
Didalam shahih Al Bukhari dan selainnya, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah ta’ala berfirman : “Aku persiapkan untuk hamba-hamb-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia.” Maka bacalah oleh kalian jika mau : “Tidak ada seorangpun yang mengetahui nikmat yang disembunyikan bagi mereka (di surga) yang menyejukkan mata.”
وفي خطبته صلى الله عليه وسلم في فتح مكة وحجة الوداع: الناس لآدم وآدم من تراب. قال الله تعالى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.
Pada khutbahnya ketika penaklukan kota Mekah dan saat haji wadaa’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Wahai manusia, anak adam dan adam berasal dari tanah. Allah ta’ala berfirman : “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan. Dan menjadikan kalian berkelompok-kelompok dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.”
وقال صلى الله عليه وسلم: ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء، ثم يقول: فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا. وهذه الأحاديث كلها صحيحة في الصحيحين أو غيرهما.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah lahir seorang bayi kecuali dia dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, apakah kalian melihat ada yang cacat padanya.”, kemudian berkata : “Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia diatas fitrah tersebut.”
Hadits-hadits ini semuanya shahih, ada di shahihain atau selain keduanya.
وهذا يدل على أن المستدل والخطيب والكاتب….. لا يستعيذ ولا يبسمل، وإنما يكتفي بقال الله تعالى، أو ما أشبه ذلك، مما يميز القرآن الكريم عن غيره.
Semua ini menunjukkan bahwa orang yang berdalil, khatib dan penulis . . . tidak perlu mengucapkan ta’awudz dan basmalah. Cukup berkata : Allah ta’ala berfirman atau yang semisalnya, untuk membedakan Al Qur’an dengan yang lainnya.
والله أعلم.
Sumber : http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=52684
jadi, apakah jika selalu membaca bismillah sebelum membaca al-qur’an itu adalah termasuk bid’ah yang harus ditinggalkan?
bagaimana jika beralasan “Karena membaca bismillah dianjurkan untuk memulai suatu pekerjaan”?
Kalau kita mencermati tulisan diatas maka akan mengetahui bahwa :
– Jika mulai membaca Al Qur’an dari awal surat maka dianjurkan membaca ta’awudz dan basmalah.
– Jika memulai membaca Al Qur’an namun tidak dari awal surat maka ada pilihan boleh membaca basmalah atau tidak, namun tetap dianjurkan membaca ta’awudz.
– Yang tidak dianjurkan membaca ta’awudz adalah saat berdalil dengan Al Qur’an.
wallahua’alam