Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahullah ditanya :
السؤال: هل يجوز الاعتكاف في غير المساجد الثلاثة؟
Bolehkah beri’tikaf selain pada tiga masjid (Masjid Al Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsha-pen-) ?
Jawaban Syaikh hafidzahullah :
الجواب: نعم يجوز الاعتكاف في غير المساجد الثلاثة، والحديث الذي ورد في هذا لا يدل على النفي في غيرها، ولكن هذا يدل على أفضليته فيها، وأنه لا اعتكاف كاملاً،
Ya, boleh beri’tikaf selain pada tiga masjid. Karena hadits yang menjelaskan tentang i’tikaf pada tiga masjid tidak menafikan I’tikaf selain dari ketiganya. Namun hadits tersebut menunjukkan keutamaan I’tikaf di tiga masjid tersebut, maksudnya adalah tidak ada I’tikaf yang sempurna.
فهو من قبيل الحصر الإضافي، وليس حصراً حقيقياً، مثل: (إنما الربا في النسيئة) ومع وجود ربا الفضل وهو غير النسيئة، والمقصود بذلك الربا الأشد والأخطر.
Maka pembatasan (hasr ) dalam hadits diatas adalah hasr idhafii bukan hasr haqiqi. Sama dengan sabda Nabi : “Sesungguhnya riba itu hanya ada pada riba nasiiah” padahal ada jenis riba yang lain yaitu riba fadhl dan ia bukan nasiiah. Maksud dari perkataan Nabi tersebut adalah tidak ada riba yang lebih berbahaya darinya.
فإذاً: هذا حصر إضافي، وليس حصراً حقيقياً، بمعنى: أنه لا يتعداها، ولكن هذا يرجع إلى الفضل والأفضلية والتميز، والله تعالى ذكر: وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ –البقرة:187–
Jadi, pembatasan yang dimaksudkan adalah pembatasan idhaafi bukan pembatasan haqiqi dalam artian tidak boleh beri’tikaf di dalamnya. Namun pembatasan ini kembali kepada keutamaan dan keistimewaan I’tikaf di tiga masjid tersebut. Allah ta’ala berfirman : “Dan janganlah kalian mendatangi istri-istri kalian padahal kalian sedang beri’tikaf di masjid.”
Sumber : http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=FullContent&audioid=171462