Takbir Jama’i Ketika Menyembelih Hewan Qurban ?

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahullah ditanya :

السؤال: في بلادنا يجتمع بعض الناس عند الأضحية ويكبرون عند الذبح كالتكبير في يوم العيد؟

Di negeri kami, sebagian manusia berkumpul ketika menyembelih hewan qurban, kemudian mereka mengumandangkan takbir seperti takbir pada hari I’ed ?


Syaikh hafidzahullah menjawab :

هذا غير صحيح، إنما التكبير يشرع للذابح الذي يذبح، فيقول: “باسم الله، والله أكبر”، أما الباقون فلا يكبرون للذبح، ولكن إن كانوا يكبرون لأيام التشريق فلا بأس، لا من أجل الذبح؛ لأن أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر لله عز وجل.

Perbutan ini tidak benar. Takbir hanya disyariatkan untuk orang yang menyembelih hewan qurban. Dia mengucapkan : باسم الله، والله أكبر. Adapun yang lainnya tidak perlu takbir untuk menyembelih. Namun jika mereka mengucapkan takbir untuk hari tasyriq maka tidak mengapa, bukan karena menyembelih. Karena hari tasyriq adalah hari makan, minum serta dzikir kepada Allah.

Sumber : http://ar.islamway.com/fatwa/31224

5 comments

  1. Assalamua ‘alaikum Ustad.
    Pertanyaan saya tidak berhubungan dengan tulisan diatas.

    Gini Ustad.
    1. Jika si A telah menikah dan ia berzina, kemudia. Ia menyesal dan bertaubat dengan sungguh sungguh, apakah ALLAH AZZA WA JALLA akan mengampuninya tanpa di hukum dera sampai mati?
    2. Seiring perjalanan waktu, karena lemahnya iman, si A terjatuh lagi kedalam kemaksiatan yang sama, dan ia bersungguh sungguh lagi bertaubat, apakah ALLAH AZZA WA JALLA masih mengampuninya?
    3. Dan bagaimana jika terulang lagi hingga yang ketiga kalinya atau ke empat kalinya?

    Mohon jawabannya Ustad.
    Jazakallah khair.

    1. Waa’alaikumussalam warahmatullah

      Pertama : Zina adalah perbuatan faahisah yang Allah perintahkan kita untuk menjauhinya serta menjauhi segala sarana yang bisa menghantarkan menuju kesana.
      وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
      “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al Israa : 32)
      Kedua : Pintu taubat bagi pelaku zina tetap terbuka.
      Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata :
      التوبة بابها مفتوح إلى أن تطلع الشمس من مغربها، فمن تاب إلى الله توبة نصوحاً من الشرك فما دونه تاب الله عليه.
      Pintu taubat tetap terbuka sampai terbitnya matahari dari barat. Barangsiapa yang bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha, dari kesyirikan dan yang lebih rendah darinya maka Allah terima taubatnya.
      والتوبة النصوح هي المشتملة على الإقلاع من الذنوب، والندم على ما فات منها، والعزم الصادق على ألا يعود فيها، خوفاً من الله سبحانه، وتعظيماً له ورجاء لعفوه ومغفرته،
      Taubat nasuha adalah taubat yang mengandung berhenti dari perbuatan dosa, penyesalan terhadap apa yang telah dilakukan dan keinginan yang jujur untuk tidak kembali melakukan dosa, karena takut kepada Allah, mengagungkan-Nya, serta mengharapkan maaf dan ampunan-Nya.
      كما قال الله سبحانه: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
      Sebagaimana firman Allah ta’ala : “Wahai orang-orang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (At Tahriim : 8)
      وقال سبحانه: وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
      Dia juga berfirman : “Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman, supaya kalian beruntung.” (An Nuur : 31)
      وقال تعالى: وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
      Allah ta’ala berfirman : “Sesungguhya Saya Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih lalu memohon petunjuk,” (Thaaha : 82)
      وقال عز وجل: قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
      Dia berfirman : “Katakanlah : “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar : 53)
      وقد أجمع العلماء على أن هذه الآية نزلت في التائبين،
      Para ulama’ telah bersepakat bahwa ayat ini turun untuk orang-orang yang bertaubat.

      Sumber : http://www.binbaz.org.sa/mat/2149

      Jadi, jika seseorang terjatuh dalam perbuatan zina, kemudian bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha, maka Allah akan terima taubatnya, meskipun dia jatuh lagi kedalam perbuatan maksiat tersebut. Namun diantara tanda benarnya taubat seseorang adalah dengan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala sarana yang menghantarkan menuju ke perbuatan zina serta meminta pertolongan Allah ta’ala.

      Sebagai tambahan tentang kiat agar tidak terjatuh pada perbuatan zina, bisa baca tulisan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafidzahullah : http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/3025-9-kiat-agar-tidak-terjerumus-dalam-kelamnya-zina-seri-1.html

      Wallahua’lam.

      1. terimakasih Ustad.
        semoga ALLAH AZZA WA JALLA membalas lebih dari kabaikan Ustad yang telah bersedia menjawab pertanyaan saya.

    1. Pertama : Takbir Idul Fitri

      فالتكبير في العيدين سنة وهو آكد في الفطر لقوله تعالى (ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون )[البقرة:185]
      Takbir pada dua hari raya hukumnya sunnah, dan lebih ditekankan saat idul fitri berdasarkan firman Allah ta’ala : “Dan hendaknya kalian sempurnakan bilangan Ramadhan dan hendaknya kalian bertakbir memahabesarkan Allah karena hidayah yang Allah anugrahkan kepada kalian dan supaya kalian bersyukur”. (Al Baqarah : 185)
      ووقته في الفطر يبتدئ من رؤية هلال شوال أي بغروب شمس آخر يوم من رمضان
      Waktu takbir idul fitri dimulai sejak melihat hilal syawal yaitu sejak tenggelamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadhan.
      قال ابن عباس (حق على المسلمين إذا رأوا هلال شوال أن يكبروا)
      Ibnu Abbas radhiyallahua’nhu berkata : Ketika melihat hilal syawal hendaknya seorang muslim mengumandangkan takbir.
      وينتهي التكبير في الفطر بخروج الإمام إلى الصلاة.
      Dan takbir idul fitri berakhir setelah keluarnya Imam dari shalat idul fitri.
      قال ابن قدامة: قال أبوالخطاب:
      ( يكبر من غروب الشمس ليلة الفطر إلى خروج الإمام إلى الصلاة في إحدى الروايتين، وهو قول الشافعي ، وفي الأخرى إلى فراغ الإمام من الصلاة) انتهى .
      Ibnu Qudamah berkata : Abul Khattab berkata : Takbir mulai tenggelamnya matahari pada malam idul fitri sampai keluarnya Imam menuju shalat I’ed, menurut salah satu riwayat. Dan ini adalah pendapat Asy Syafi’I, dan dalam riwayat lain setelah selesainya Imam dari shalat. Selesai

      Sumber : http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=6594

      Kedua : Takbir Idul Adha
      س: أسمع بعض الناس في أيام التشريق يكبرون بعد كل صلاة حتى عصر اليوم الثالث، هل هم على صواب أم لا؟
      Saya mendengar sebagian manusia yang mengumandangkan takbir setelah selesai shalat lima waktu pada hari tasyriq sampai ashar hari ketiga. Perbuatan tersebut benar atau tidak ?
      ج: يشرع في عيد الأضحى التكبير المطلق، والمقيد، فالتكبير المطلق في جميع الأوقات من أول دخول شهر ذي الحجة إلى آخر أيام التشريق.
      Disyariatkan takbir muthlaq dan muqayyad pada Idul Adha. Takbir muthlaq adalah takbir yang dilakukan pada semua waktu mulai awal masuknya bulan Dzul Hijjah sampai akhir hari tasyriq.
      وأما التكبير المقيد فيكون في أدبار الصلوات المفروضة من صلاة الصبح يوم عرفة إلى صلاة العصر من آخر أيام التشريق، وقد دل على مشروعية ذلك الإجماع، وفعل الصحابة رضي الله عنهم.

      Adapun takbir muqayyad dilakukan setelah shalat fardhu mulai shalat subuh hari arafah sampai shalat ashar di akhir hari tasyriq. Dalil yang menunjukkan disyariatkannya perbuatan tersebut adalah ijma’ dan perbuatan sahabat radhiyallahu ‘anhum.
      وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

      اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

      Wallahua’lam

Tinggalkan Balasan ke fianmohammadpong Batalkan balasan