Pelajaran dari kisah Luqman Al Hakim (1)

Siapakah diantara kita yang belum pernah mendengar seorang yang bernama Luqman ? Allah ta’ala telah mengabadikan beberapa perkataan yang mengandung hikmah darinya dalam Al Qur’an, supaya kita dapat memetik pelajaran dan manfaat darinya. Lalu siapakah sebenarnya Luqman itu ?

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahumallah berkata :
“ Dia adalah seorang hamba shalih dan bukan seorang Nabi. Tidak terdapat di dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa dia seorang Nabi. Bahkan Imam Al Baghawi rahimahullah di dalam tafsirnya menyatakan bahwa para ulama’ telah bersepakat tentang dia, bahwa dia bukan seorang Nabi. Beliau rahimahullah berkata :

واتفق العلماء على أنه كان حكيما ، ولم يكن نبيا ، إلا عكرمة فإنه قال : كان لقمان نبيا . وتفرد بهذا القول

“ Para ulama’ telah bersepakat bahwa dia adalah orang yang bijaksana dan bukanlah seorang Nabi, kecuali Ikrimah, beliau menyatakan bahwa Luqman adalah seorang Nabi, beliau bersendirian dalam pendapatnya ini.” (Ma’aalim At Tanziil : 3/490). “

Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an ketika menceritakan nikmat-Nya yang telah dicurahkan kepada Luqman :

ولقد آتينا لقمان الحكمة أن اشكر لله ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله غني حميد

“ Sungguh, Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman supaya dia bersyukur kepada Allah. Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia telah bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Luqman : 12)

Apakah yang dimaksud dengan Al Hikmah ?

Qatadah rahimahullah berkata :

ولقد آتينا لقمان الحكمة أي : الفقه في الإسلام ، ولم يكن نبيا ، ولم يوح إليه .

“ Sungguh, Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman” maksudnya adalah pemahaman tentang islam, dia bukanlah seorang Nabi sehingga dia tidak memperoleh wahyu.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

وقوله : ولقد آتينا لقمان الحكمة أي : الفهم والعلم والتعبير

Firman-Nya “Sungguh, Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman” yaitu pemahaman, ilmu dan tutur kata yang baik. (lihat Tafsir Al Qur’an Al Adzim ketika menafsirkan surat Luqman ayat 12)

Syaikh Abdurrazaq Al Abbad hafidzahullah menjelaskan bahwa salah satu makna hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang digandengan dengan amal shalih.

أنها العلم النافع المقرون بالعمل الصالح

“ Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang digandengkan dengan amal shalih.”
(lihat Fawaaid Mustanbithah min Qishah Luqman Al Hakim, hal : 14)

Faedah-faedah yang dapat dipetik dari surat Luqman ayat 12 :

  •   Hikmah merupakan anugerah yang besar dari Allah ta’ala. Allah memberikan hikmah kepada orang yang dia pilih menurut kehendaknya. Faedah ini diambil dari firman-Nya :

ولقد آتينا لقمان الحكمة

“ Sungguh, Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman” Maka yang namanya hikmah merupakan anugerah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki, sebagaimana firman-Nya :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا

“ Dia memberikan hikmah kepada orang yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang telah diberi hikmah maka sungguh telah diberi kebaikan yang banyak.” (Al Baqarah : 269)

Maka siapa saja yang menginginkan taufiq untuk mendapatkan hikmah dan kebaikan hendaknya dia hanya meminta kepada Allah. Karena semua kebaikan dan keutamaan ada ditangan Allah ta’ala, Dia berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan sungguh Allah memiliki keutamaan yang besar.

Syaikh Abdurrazaq Al Abbad hafidzahullah berkata :

ولا ينال الخير إلا بالصدق مع الله, وحسن الإقبال عليه, والقيام بطاعته وطلب التوفيق منه, ولالتجاء في تحصيله إليه, فإن الهداية والتوفيق بيده لا شريك له

“ Kebaikan itu tidak akan diperoleh kecuali dengan sikap jujur bersama Allah, kebagusan dalam menghadap kepada-Nya, benar-benar mentaati-Nya, meminta taufiq dari-Nya, menyandarkan diri hanya kepada-Nya dalam memperoleh kebaikan. Karena sesungguhnya hidayah dan taufiq hanya ada di tangan Allah, bukan selain-Nya.” (lihat Fawaaid Mustanbithah min Qishah Luqman Al Hakim, hal : 6-7).

  •  Sesungguhnya untuk meraih dan mendapatkan hikmah memerlukan usaha dari seorang hamba.

Karena siapa saja yang memeperhatikan kisah perjalanan hidup Luqman dia akan mendapati bahwa Luqman adalah orang shalih, hanya mengabdi dan beribadah kepada Allah serta selalu memperbaiki hubungannya dengan Allah. Dia adalah orang yang sedikit berkata namun banyak berfikir dan merenung, mengambil manfaat dari majlis ilmu serta bermusyawarah dengan para ahli ilmu. Maka usaha seorang hamba untuk mendapatkan sebab-sebab bermanfaat yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, membuahkan kebaikan, kemengan dan hikmah.

Oleh karena itu Nabi kita memerintahkan kepada umatnya untuk bersemangat meraih segala sesuatu yang bermanfaat bagi kita, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

احرص على ما ينفعك واستعن بالله

“ Besemangatlah untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR. Muslim)
Demikian juga Nabi menjelaskan pentingnya mengambil sebab untuk memperoleh ilmu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إنما العلم بالتعلم, والحلم بالتحلم, ومن يتخر الخبر يعطه, ومن يتوق الشر يوقه

“ Sesungguhnya ilmu itu hanya didapatkan dengan belajar dan sikap lemah lembut didapatkan dengan selalu melatih diri untuk lemah lembut. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh meraih kabaikan niscaya dia akan diberi. Dan barangsiapa yang benar-benar menjaga diri dari kejelekan niscaya dia akan dijaga.” (Dikeluarkan Al Khatib dalam tarikh-nya (9/127) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sanadnya dihasankan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah).

Oleh karena itu, untuk mendapatkan hikmah seorang hamba harus mengambil sebab. Tidak cukup baginya dengan hanya berdo’a : Ya Allah, berikanlah kepadaku hikmah atau Ya Allah berikanlah aku ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Namun dia tidak mau mengambil sebab sama sekali.

Allah ta’ala, di dalam banyak ayat menggandengan antara mengambil sebab dan tawakal, Dia befirman :

فاعبده وتوكل عليه

“ Sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya.” (Hud : 123)

إياك نعبد وإياك نستعين

“ Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami minta pertolongan.” (Al Fatihah : 5)

  • Pentingnya syukur nikmat dan besarnya peran syukur dalam menjaga nikmat.

Allah ta’ala berfirman :

ولقد آتينا لقمان الحكمة أن اشكر لله

“ Sungguh, Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman supaya dia bersyukur kepada Allah”

Oleh karena itu para ulama’ mengatakan :

النعمة إذا شكرت قرت, وإذا كفرت فرت

“ Nikmat itu apabila disyukuri maka akan tetap ada, namun jika dikufuri akan hilang”

Allah ta’ala juga berfirman :

وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد

“ Dan ingatlah ketika Rabb kalian berkata : Jika kalian bersyukur nisacaya Aku tambah nikmat kalian dan jika kalian kufur maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7)
Semoga kita termasuk hamba yang sering untuk bersyukur, bahkan rasa syukur kita membutuhkan syukur kepada Allah lagi, karena tidak setiap orang mendapatkan taufiq menjadi hamba Allah yang banyak bersyukur.

Insya Allah bersambung . . .

3 comments

Tinggalkan komentar